Setubuh dgn agan indarto.
Coba nonton film badboys.
2 penyidik/detektif menangani 1 kasus sampai selesai, fasilitas lengkap, ada kerusakan kota bertanggung jawab mengganti, dana smua ditanggung kota/walikota...
Disini... 1 penyidik bisa menangani beberapa kasus, dana penyelidikan ditanggung dewe... Klo korban berbaik hati, korban sukarela membantu, tp ada jg yg gak ngerti.
Bagi Polri sendiri seharusnya berani berterus terang bahwa anggaran yg disediakan negara blmlah cukup menghidupi biaya operasionalnya. Terlebih unt pos penegakan hukum. Biaya penyelidikan dan penyidikan sangat besar. Selama ini Polri tdk berani jujur, akibatnya masyarakat tdk tahu keadaan Polri dan akhirnya hny bs mencela Polri tanpa memberikan solusi. Padahal pelemahan Polri itu kontra produktif bagi keamanan dalam negeri dan kualitas hidup warga.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
saya tidak stuju paparannya mas hanya dilihat dari sisi itu..juga harus memahami sejarah juga telah membuktikan bahwa polisi sudah pernah dibawah panglima Abri dan bisa dilihat "kinerjanya" militeristik dan juga banyak diintervensi saudara tuanya sehingga tidak profesional,banyak anggaran yg tidak diturunkan sehingga kinerja polisi sangat "buruk", dan juga budaya koruptif ada( bahka tidak tidak terkontrol karena masuk ABRI siapa yg kontrol jaman dulu) demikian juga pernah dibawah mendagri yg juga demikian kondisinya banyak di intervensi penanganan kasus oleh politikus dan pemerintahan(polisi PP aja banyak dintervensi di tingkat daerah apalg Polri), kalau pendapat saya adalah yg harus diberikan kepada polri adalah "kesejahteraan yg pantas"bagi anggota polri yg hidup yg dgn gaji sekitar 3 juta apalg di jakarta dan dia harus menyidik kasus "gayus", anak istrinya mungkin sakit, butuh susu, dsb...jgn bilang salah sendiri masuk polisi??kalo memang mau memperbaiki negara ini, karena polri adalah salah satu pilar negara seperi jaksa dan hakim, ya setelah pemerintah telah memberikan kesejateraan yg cukup, kita baru boleh mengkritik kinerja anggota Polri...."Ibaratnya mereka mau makaan aja sulit gimana mau profesional bung?" Itulah sedikit gambaran bagi anda yg selalu mengeritik Polri tp tidak memberika solusi..trims
Powered by Telkomsel BlackBerry®
paparannya sih sederhana, kewenangannya terlalu besar, ga perlu saya jelaskan kan, ada di tap mpr, uu sama inpresnya, tidak sebanding dengan etos dan hasil kinerjanya, ga perlu juga kan dijelaskan fakta2nya :)
Jadi harus ada satu layer lagi di atasnya,kalo ga panglima ya mendagri, biar fungsi kontrolnya lebih kuat, sekarang jangankan dikritik sama pihak luar, sama pa soesno aja, org dalam, bukti2nya jelas, malah beliau di bungkam,kpk dilawan, lpsk dan tim dari presiden aja di abaikan.
Nah sekarang ada yg ngerti ga landasan ilmiahnya Ito, yg mengklaim 20 persen ;)
Viva bhayangkara
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Lha Wong cuman bisanya clutak-cletuk doang kok...nggak ilmiah..alias "ora mikir"alias...(di isi dewe mas sing usul)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Karena ini milis terhormat, mhn semua members memberikan pendapat ada argumentasi ilmiahnya. Contoh kembalikan Polri ke ABRI, hrs disebutkan landasan berfikirnya atau minimal cara berfikirnya diberitahu jd pembaca mengerti. Kalau cletak cletuk sy pikir bukan milis terhormat ini tempatnya. terima kasih
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Ini kok sarannya sontoloyo semua???
Ga ada yg kualitas???
ANGEL DAIVA
Nanti kesimpulannya, polri kembalikan saja dibawah ABRI, biar lebih taat aturan
Powered by Telkomsel BlackBerry®
----- Original Message -----Sent: Tuesday, December 28, 2010 9:12 AMSubject: [Hukum-Online] Kabareskrim: Komplain Masyarakat pada Kepolisian Turun 20 Persen
Kabareskrim: Komplain Masyarakat pada Kepolisian Turun 20 PersenDidit Tri Kertapati - detikNewsJakarta - Kabareskrim Komjen Pol Ito Sumardi mengaku telah terjadi penurunan komplain masyarakat terhadap kinerja kepolisian. Penurunan dinilai Ito cukup signifikan, yang artinya kepercayaan masyarakat kembali besar.
"Public complain tahun ini menurun, sekitar 20 persen lebih," ujar Ito di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (27/12/2010).
Hal tersebut disampaikan Ito menjawab pertanyaan terkait hasil survei yang menyebutkan kinerja polisi masih jelek.
Menurut Ito, lembaga yang melakukan survei harus melihat kinerja polisi secara keseluruhan. Ito menyatakan, tidak adil apabila yang dijadikan sampel dalam survei adalah orang yang berperkara dengan polisi.
"Kalau yang dijadikan sampel orang yang bermasalah dengan polri ya 100 persen mengatakan tidak puas," jelas Ito.
Ito menambahkan, sejauh ini Polri telah berupaya memperbaiki diri dalam memberikan pelayanan. Penilain survei tersebut tetap akan dijadikan masukan untuk polri ke depannya.
Lebih lanjut Ito mengatakan, kalau polisi tidak hanya dinilai berdasarkan atas tindakan yang telah dilakukan. Namun juga langkah pencegahan yang diambil polri juga harus dijadikan bahan penilaian.
"Pengamanan natal, mulai tanggal 22-26 Desember kemarin, bahkan tanggal 26 itu nihil kejadian. Itu kerjanya siapa? Kenapa itu tidak menjadi parameter kinerja Polri. Penegakan hukum itu tidak hanya represif saja, preventif juga lho," tuntas Ito.(ddt/ndr)
Mailing List Hukum Online adalah wadah untuk saling bertukar pikiran dan berkonsultasi untuk saling membantu sesama. Isi diluar tanggung jawab Moderator.
Sarana berdiskusi dengan santun, beretika dan bertanggung-jawab serta saling menghargai dan tidak menyerang hasil pemikiran orang / pendapat orang lain.
Salam Hukum Online
No comments:
Post a Comment