Dari: Mutoyib <MUTOYIB1@Mattel.
Kepada: Hukum-Online@
Terkirim: Selasa, 25 November, 2008 13:02:01
Topik: [Hukum-Online] Preman Hantui Warga Perumahan dan Industri
Preman Hantui Warga Perumahan dan Industri
Selasa 25 November 2008, Jam: 9:18:00
JAKARTA (Pos Kota) - Meski ribuan orang telah ditangkap, praktek
premanisme ternyata masih subur, terutama di kompleks perumahan dan
kawasan industri. Keberadaan mereka terasa menghantui kehidupan warga
karena tanda ada tindakan hukum semestinya.
Di daerah pinggiran Jakarta, aksi premanisme tampil dengan berkedok kuli
angkut atau tenaga bongkar muat. Kiprahnya ada yang berkelompok kecil
ada pula terorganisir dan diduga dibekingi oknum aparat.
Organisasi mereka biasanya beraroma kedaerahan menguasai kawasan
industri atau perumahan. Cara kerjanya untuk mendapatkan uang dengan
meminta upeti bila ada proyek pembangunan.
Setiap kendaraan yang keluar-masuk kawasan kekuasaannya membawa barang,
langsung dimangsa. Kepada awak kendaraan, mereka minta sejumlah uang
upeti yang besarnya ditentukan seenaknya.
"Kalau tidak diberi, mereka marah dan melempari kendaraan, " kata
Santoso, satu supplier (pemasok) bahan bangunan yang mengaku sering
diperas preman di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Senin (24/11).
Kelompok ini memaksa korban pemerasan untuk menggunakan tenaga angkut
atau bongkar dari anggota geng mereka. "Saya juga heran, ketika membawa
besi baja seberat 6 ton, mereka minta uang bongkar. Padahal yang nurunin
forklift."
PREMAN PERUMAHAN
Hal yang sama juga terjadi di kawasan perumahan, terutama di lokasi baru
yang terdapat di Kabupaten Bekasi."Bayangkan, ketika saya mau merenovasi
rumah BTN, dikenai biaya pompa dan septictank Rp 2 jutaan. Kalau bikin
sendiri tidak sampai setengahnya, " kata Ridho, warga satu perumahan di
Tambun Selatan.
Dia menyebutkan bila tidak dituruti jangan harap renovasi rumah lancar.
"Belum lagi kalau bawa material dari luar, pasti dipajak mereka."
Suasana tersebut mengesankan hukum rimba. Penegakan hukum menjadi impian
banyak orang. Warga juga heran mengapa tindak kriminalitas
terang-terangan tersebut dibiarkan aparat berwenang.
Menanggapi hal ini, Kapolres Metro Kabupaten Bekasi, AKBP Herri Wibowo,
menegaskan pihaknya tidak segan-segan menyikat habis, terutama preman
yang terorganisir.
Menurut Kasat Reskrim Polres Metro Kabupaten Bekasi, AKP Susetyo Condro,
kawanan preman di kawasan industri sebenarnya sudah kerap dirazia,
tetapi mereka selalu menghilang. "Karena itu kami berharap warga jangan
ragu melapor jika ada aksi premanisme di wilayahnya," katanya pula.
SANGAT MERESAHKAN
Tidak hanya di wilayah Bekasi, praktek dan keresahan serupa berlangsung
di kawasan Depok dan Tangerang. Warga perumahan di Kelurahan Rawa Mekar
Jaya, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang, sehari-harinya menghadapi
premanisme.
Modus mereka berkedok kuli panggul yang mendatangai penghuni kompleks
yang sedang membangun. Preman ini biasanya berkumpul di depan toko
bangunan sambil menunggu kendaraan pengangkut barang-barang.
Bila ada kendaraan yang mengangkut semen, batu bata dan pasir, mereka
langsung mengejar. Setelah sampai tujuan, kawanan preman langsung
menurunkan barang tanpa diperintahkan sang pemilik.
Buntutnya, mereka minta uang jasa.Jika pemilik proyek bangunan hanya
memberi sedikit uang, mereka berteriak minta tambah. Tak digubris,
mereka mengancam menghancurkan barang-barang.
Deniarto, warga, mengatakan, kegiatan yang dilakukan kawanan preman itu
sangat menakutkan. Bila mereka kerja sebagai kuli atas dasar
kesepakatan, justru sangat membantu.
"Kehadiran mereka cukup membantu, namun bila memaksa minta upah yang
cukup besar, ya meresahkan juga, " kata pria yang menjadi mandor proyek
pembangunan rumah.
HARGA LEBIH TINGGI
Warga bisa tidak berhubungan langsung dengan preman yaitu melalui
pengusaha material. Namun harga materialnya lebih tinggi karena telah
dimasukkan biaya preman. "Biasanya pelanggan kami beritahu lebih dulu,
mau bayar langsung ke kuli angkut atau lewat kami," ujar Yunan, karyawan
toko bangung.
Contohnya, batu bata harga normal Rp250/batang naik menjadi Rp300
termasuk untuk preman. "Kebanyakan pelanggan lebih memilih membeli
barang berikut ongkos upah kuli panggul, biar nggak ribed."
Praktek premanisme model serupa di Kelurahan Cinangka, Sawangan, Depok
dalam bentuk permintaan jatah kuli angkut dari mobil-mobil material yang
keluar-masuk perumahan. "Untuk jasa menurunkan pasir ukuran Kijang,
warga dikenai tarif Rp13 ribu. Belum lagi bata dan semen. Kita
sebenarnya keberatan karena menjadikan ekonomi biaya tinggi, tapi tak
bisa berbuat apa-apa," jelas warga perumahan di Cinangka.
Aparat Polsek Serpong mengaku sering mengamankan pelakunya. "Kita sering
mengamankan pelaku pemerasan dengan modus seperti itu. Masyarakat jangan
takut lapor," ungkap Kanit Reskrim Polsek Serpong, Ipda Fiki Novian
Ardiansyah.
KESENJANGAN EKONOMI
Erlangga Masdiana, Kriminolog Universitas Indonesia (UI), mengatakan
faktor utama menyeruaknya premanisme adalah kensenjangan ekonomi. Selain
itu banyak warga sekitar perumahan atau kawasan industri tidak memiliki
pekerjaan tetap. "Faktor itulah yang akhirnya memicu premanisme."
Pihak kepolisian, kata Erlangga, harus berani bertindak tegas untuk
melindungi warga. Upaya mengurangi aksi premanisme khususnya di kawasan
industri, diharapkan perusahaan juga harus berani mempekerjakan warga
sekitar. "Dengan cara seperti ini saya rasa aksi premanisme lingkungan
dapat dicegah. Selain menyiapkan lapangan pekerjaan pihak perusahaan
juga harus menyediakan sekolah atau training bagi masyarakat sekitar."
BERANTAS PREMANISME
Kaba Reskrim Mabes Polri, Komjen Pol. Susno Duadji, ketika dihubungi
menegaskan semua bentuk pungutan liar baik yang dilakukan perorangan,
kelompok terorganisir atau oknum berseragam adalah aksi premanisme.
"Preman di perumahan, pasar, terminal, penagih utang semua kita sikat
karena sudah sangat meresahkan masyarakat. Polisi punya senjata, kenapa
harus takut? Kalau aparat jadi beking juga akan kita basmi," tegas Susno
Duadji.
Selama sekitar tiga minggu digelar operasi preman di wilayah
Jabodetabek, tak kurang dari 4.057 orang diduga sebagai preman dirazia.
Dari jumlah tersebut , 327 dijadikan tersangka. Operasi ini terus
digelar. Targetnya masyarakat betul-betul merasa aman. (tim PkPreman
Hantui Warga Perumahan dan Industri
JAKARTA (Pos Kota) - Meski ribuan orang telah ditangkap, praktek
premanisme ternyata masih subur, terutama di kompleks perumahan dan
kawasan industri. Keberadaan mereka terasa menghantui kehidupan warga
karena tanda ada tindakan hukum semestinya.
Di daerah pinggiran Jakarta, aksi premanisme tampil dengan berkedok kuli
angkut atau tenaga bongkar muat. Kiprahnya ada yang berkelompok kecil
ada pula terorganisir dan diduga dibekingi oknum aparat.
Organisasi mereka biasanya beraroma kedaerahan menguasai kawasan
industri atau perumahan. Cara kerjanya untuk mendapatkan uang dengan
meminta upeti bila ada proyek pembangunan.
Setiap kendaraan yang keluar-masuk kawasan kekuasaannya membawa barang,
langsung dimangsa. Kepada awak kendaraan, mereka minta sejumlah uang
upeti yang besarnya ditentukan seenaknya.
"Kalau tidak diberi, mereka marah dan melempari kendaraan, " kata
Santoso, satu supplier (pemasok) bahan bangunan yang mengaku sering
diperas preman di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Senin (24/11).
Kelompok ini memaksa korban pemerasan untuk menggunakan tenaga angkut
atau bongkar dari anggota geng mereka. "Saya juga heran, ketika membawa
besi baja seberat 6 ton, mereka minta uang bongkar. Padahal yang nurunin
forklift."
PREMAN PERUMAHAN
Hal yang sama juga terjadi di kawasan perumahan, terutama di lokasi baru
yang terdapat di Kabupaten Bekasi."Bayangkan, ketika saya mau merenovasi
rumah BTN, dikenai biaya pompa dan septictank Rp 2 jutaan. Kalau bikin
sendiri tidak sampai setengahnya, " kata Ridho, warga satu perumahan di
Tambun Selatan.
Dia menyebutkan bila tidak dituruti jangan harap renovasi rumah lancar.
"Belum lagi kalau bawa material dari luar, pasti dipajak mereka."
Suasana tersebut mengesankan hukum rimba. Penegakan hukum menjadi impian
banyak orang. Warga juga heran mengapa tindak kriminalitas
terang-terangan tersebut dibiarkan aparat berwenang.
Menanggapi hal ini, Kapolres Metro Kabupaten Bekasi, AKBP Herri Wibowo,
menegaskan pihaknya tidak segan-segan menyikat habis, terutama preman
yang terorganisir.
Menurut Kasat Reskrim Polres Metro Kabupaten Bekasi, AKP Susetyo Condro,
kawanan preman di kawasan industri sebenarnya sudah kerap dirazia,
tetapi mereka selalu menghilang. "Karena itu kami berharap warga jangan
ragu melapor jika ada aksi premanisme di wilayahnya," katanya pula.
SANGAT MERESAHKAN
Tidak hanya di wilayah Bekasi, praktek dan keresahan serupa berlangsung
di kawasan Depok dan Tangerang. Warga perumahan di Kelurahan Rawa Mekar
Jaya, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang, sehari-harinya menghadapi
premanisme.
Modus mereka berkedok kuli panggul yang mendatangai penghuni kompleks
yang sedang membangun. Preman ini biasanya berkumpul di depan toko
bangunan sambil menunggu kendaraan pengangkut barang-barang.
Bila ada kendaraan yang mengangkut semen, batu bata dan pasir, mereka
langsung mengejar. Setelah sampai tujuan, kawanan preman langsung
menurunkan barang tanpa diperintahkan sang pemilik.
Buntutnya, mereka minta uang jasa.Jika pemilik proyek bangunan hanya
memberi sedikit uang, mereka berteriak minta tambah. Tak digubris,
mereka mengancam menghancurkan barang-barang.
Deniarto, warga, mengatakan, kegiatan yang dilakukan kawanan preman itu
sangat menakutkan. Bila mereka kerja sebagai kuli atas dasar
kesepakatan, justru sangat membantu.
"Kehadiran mereka cukup membantu, namun bila memaksa minta upah yang
cukup besar, ya meresahkan juga, " kata pria yang menjadi mandor proyek
pembangunan rumah.
HARGA LEBIH TINGGI
Warga bisa tidak berhubungan langsung dengan preman yaitu melalui
pengusaha material. Namun harga materialnya lebih tinggi karena telah
dimasukkan biaya preman. "Biasanya pelanggan kami beritahu lebih dulu,
mau bayar langsung ke kuli angkut atau lewat kami," ujar Yunan, karyawan
toko bangung.
Contohnya, batu bata harga normal Rp250/batang naik menjadi Rp300
termasuk untuk preman. "Kebanyakan pelanggan lebih memilih membeli
barang berikut ongkos upah kuli panggul, biar nggak ribed."
Praktek premanisme model serupa di Kelurahan Cinangka, Sawangan, Depok
dalam bentuk permintaan jatah kuli angkut dari mobil-mobil material yang
keluar-masuk perumahan. "Untuk jasa menurunkan pasir ukuran Kijang,
warga dikenai tarif Rp13 ribu. Belum lagi bata dan semen. Kita
sebenarnya keberatan karena menjadikan ekonomi biaya tinggi, tapi tak
bisa berbuat apa-apa," jelas warga perumahan di Cinangka.
Aparat Polsek Serpong mengaku sering mengamankan pelakunya. "Kita sering
mengamankan pelaku pemerasan dengan modus seperti itu. Masyarakat jangan
takut lapor," ungkap Kanit Reskrim Polsek Serpong, Ipda Fiki Novian
Ardiansyah.
KESENJANGAN EKONOMI
Erlangga Masdiana, Kriminolog Universitas Indonesia (UI), mengatakan
faktor utama menyeruaknya premanisme adalah kensenjangan ekonomi. Selain
itu banyak warga sekitar perumahan atau kawasan industri tidak memiliki
pekerjaan tetap. "Faktor itulah yang akhirnya memicu premanisme."
Pihak kepolisian, kata Erlangga, harus berani bertindak tegas untuk
melindungi warga. Upaya mengurangi aksi premanisme khususnya di kawasan
industri, diharapkan perusahaan juga harus berani mempekerjakan warga
sekitar. "Dengan cara seperti ini saya rasa aksi premanisme lingkungan
dapat dicegah. Selain menyiapkan lapangan pekerjaan pihak perusahaan
juga harus menyediakan sekolah atau training bagi masyarakat sekitar."
BERANTAS PREMANISME
Kaba Reskrim Mabes Polri, Komjen Pol. Susno Duadji, ketika dihubungi
menegaskan semua bentuk pungutan liar baik yang dilakukan perorangan,
kelompok terorganisir atau oknum berseragam adalah aksi premanisme.
"Preman di perumahan, pasar, terminal, penagih utang semua kita sikat
karena sudah sangat meresahkan masyarakat. Polisi punya senjata, kenapa
harus takut? Kalau aparat jadi beking juga akan kita basmi," tegas Susno
Duadji.
Selama sekitar tiga minggu digelar operasi preman di wilayah
Jabodetabek, tak kurang dari 4.057 orang diduga sebagai preman dirazia.
Dari jumlah tersebut , 327 dijadikan tersangka. Operasi ini terus
digelar. Targetnya masyarakat betul-betul merasa aman.
(Tim PK)
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain!
Mailing List Hukum Online adalah wadah untuk saling bertukar pikiran dan berkonsultasi untuk saling membantu sesama. Isi diluar tanggung jawab Moderator.
Arsip milis ini dapat dilihat pada blog Hukum Online di
http://hukum-online.blogspot.com
Notes :
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun masyarakat Indonesia yang Sadar akan Hukum serta membantu program Corporate Social Responsibility (CSR), maka Milis Hukum Online mencari pembicara yang memiliki kompetensi di bidang Hukum. Apabila anda berminat, kirimkan CV anda ke : hukum.online@yahoo.co.id disertai dengan spesialisasi keahlian anda. Kami tunggu kabar baik dari rekan-rekan.
Salam Hukum Online
==================================================
Search Engine Terpopuler Anak Bangsa
http://djitu.com
Gunakan Untuk Kepentingan Anda
==================================================
Health & Spiritual
http://healthconsultancy.blogspot.com/
http://light-energy.blogspot.com/
http://spiritualisindonesia.blogspot.com/
http://healingmedication.blogspot.com/
==================================================
Hobby & Fun
http://dragonfish-arowana.blogspot.com/
http://goldfish-world.blogspot.com/
http://cat-owner.blogspot.com/
http://homeperfumes.blogspot.com/
==================================================
Compensation & Benefit
http://compensationbenefithandbook.blogspot.com/
http://salarysurvey-indonesia.blogspot.com/
Informatif & Bermanfaat bagi HRD
==================================================
Pasang iklan bisnis anda di :
http://www.SentraBisnis.com/
Pusat Iklan baris & Bisnis Populer Indonesia
GRATIS !! GRATIS !!
==================================================
General
http://georgewalkerbushfile.blogspot.com/
http://osamabinladenstory.blogspot.com/
http://lindsaylohanpages.blogspot.com/
==================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___

No comments:
Post a Comment