Saturday, January 8, 2011

Re: [Hukum-Online] tersihir pertumbuhan semu... bagaimana angka statistik dan indikator RI ?

 

Pak Rus,
Apa ada solusi menhatasi ktp ganda? Mungkin klu ketangkap ktp ganda orangnya lang dibelah dua.

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: <rrusdiah@yahoo.com>
Sender: Hukum-Online@yahoogroups.com
Date: Fri, 7 Jan 2011 18:22:23 -0800 (PST)
To: <Hukum-Online@yahoogroups.com>
ReplyTo: Hukum-Online@yahoogroups.com
Subject: [Hukum-Online] tersihir pertumbuhan semu... bagaimana angka statistik dan indikator RI ?

 

--- On Fri, 1/7/11, tampafufu@yahoo.com <tampafufu@yahoo.com> wrote:
From: tampafufu@yahoo.com <tampafufu@yahoo.com>
To: Hukum-Online@yahoogroups.com
Date: Friday, January 7, 2011, 7:46 PM

Di dki aja 27 % punya ktp ganda, karwna aparat tidak tegas! Apa lagi kli udah lihat suta jdinya kuhp

---

[rr] pak fufu... kok jadi bingung juga... berapa penduduk DKI kalau siang katanya sudah lewat 10 juta...lebih banyak dari negara singapura :-)

tapi tepatnya siapa tahu ?... atau malam hari gimana ?... jabotabek kah :-)

oh... sekarang katanya dikoran... passport gayus juga diragukan... nomor passport batal digunakan ... weleh weleh... bisa bingung negara laen... terutama superpower... dampak globalisasi neoliberalisasi he..eh..he...

hav a niz weekend...salam, rr - apw/ mastel ukm

---

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: <rrusdiah@yahoo.com>
Sender: Hukum-Online@yahoogroups.com
Date: Thu, 6 Jan 2011 17:56:51 -0800 (PST)
To: <Hukum-Online@yahoogroups.com>
ReplyTo: Hukum-Online@yahoogroups.com
Subject: [Hukum-Online] tersihir pertumbuhan semu... bagaimana angka statistik dan indikator RI ?

 

memang banyak angka statistik yang entah benar atau tidak... misalnya survey penduduk Indonesia berdasarkan KTP... bagaimana jika banyak yang memiliki KTP ganda...?
Jumlah user mobile phone (HP) 180 juta... bagaimana kalau banyak prepaid card yang tidur...hangus... dan di kota banyak yang punya HP lebih dari 1, apa iya angkanya 180 juta...salah salah separuhnya karena postpaidnya hanya 10%...?
Data Internet katanya 20 juta, 30 juta lalu angka jumlah PC 10 juta... padahal tidak pernah dilakukan survey seperti yang dilakukan BPS ?

bagaimana angka kemiskinan dan seterusnya...
====
Tersihir Pertumbuhan Semu
Jumat, 07 Januari 2011 00:00 WIB      0 Komentar     3   0
KEGEMARAN membanggakan asumsi di atas kertas masih mendominasi arah kebijakan ekonomi negeri ini. Itulah mengapa saban awal tahun para pejabat di republik berpenduduk 237 juta ini rajin menebar harapan.

Untuk 2011, pemerintah amat yakin bahwa ekonomi bakal tumbuh lebih dari 6%. Bahkan, pemerintah mengklaim pertumbuhan kita sudah efektif meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Lalu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa membeberkan data statistik yang menunjukkan betapa 'hebatnya' kinerja ekonomi kita. Pengangguran susut menjadi 7,14%, padahal tahun-tahun sebelumnya double digit. Penduduk miskin yang dientaskan dari 2009 ke 2010 berjumlah 1,5 juta jiwa, atau dari 14,1% menjadi 13,3%.

Data-data itu bak mantra yang meneror rasionalitas kita akan fakta masih centang-perenangnya kehidupan rakyat. Hanya terbilang jam sejak pemerintah merilis turunnya angka kemiskinan, di Jepara, Jawa Tengah, enam nyawa anak melayang setelah terpaksa memakan tiwul karena orang tua mereka tak sanggup membeli beras yang harganya membubung.

Di atas kertas, ekonomi memang tumbuh. Tapi, di alam nyata, pertumbuhan nyaris tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan.

Tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat tidak berubah signifikan. Hal itu tecermin dari rasio Gini, sebuah rasio yang mengukur ketimpangan pendapatan penduduk secara menyeluruh.

Data Indef menunjukkan dalam lima tahun terakhir rasio Gini hanya turun 0,012, dari 0,343 pada 2005 menjadi 0,331 pada 2010. Rasio Gini membentang dari nol sampai satu. Nol menunjukkan pemerataan, satu melambangkan ketimpangan.

Gambaran ketimpangan itu makin nyata bila kita potret dari jumlah dana pihak ketiga di perbankan. Data pada November 2010 menunjukkan rekening orang kaya, dengan nominal di atas Rp5 miliar, menguasai 39,52% total dana pihak ketiga di bank, berjumlah Rp2,2 triliun. Padahal, jumlah mereka cuma 0,04%.

Jumlah itu lebih dari dua kali lipat total dana masyarakat di bawah Rp100 juta yang hanya menguasai 17,38%. Padahal, jumlah rekening di bawah Rp100 juta mencapai 97,7%.

Lalu, apa fungsi APBN yang dari tahun ke tahun terus naik? Pada 1998, belanja APBN kita masih di kisaran Rp500 triliun. Tapi, tahun ini belanja APBN sudah mencapai Rp1.229,5 triliun.

Kenaikan belanja yang lebih dari dua kali lipat dalam kurun 12 tahun itu toh belum banyak mendongkrak ekonomi secara signifikan. Belanja barang dan modal yang diharapkan menjadi pendongkrak ekonomi cuma mendapat porsi Rp254 triliun atau sekitar 20%.

Belum lagi penyerapan anggaran yang terus-menerus bermasalah, tidak pernah tuntas. Rezim anggaran dibikin defisit, tapi sisa anggaran sudah mencapai Rp90 triliun. Hampir separuh anggaran diserap di dua bulan terakhir saban tahun.

Selama pola anggaran masih begitu-begitu terus, selama itu pula kita akan gagal mendekatkan pertumbuhan dengan kesejahteraan. Negeri ini pun bakal terus tersihir oleh pertumbuhan semu yang tidak berkualitas. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -> --> Bookmark   and Share

---
ref: http://www.micronics.info http://www.java-cafe.net http://www.apwkomitel.org http://www.facebook.com/people/Rudi-Rusdiah/651699209
---




__._,_.___
Recent Activity:
SARANA MENCARI SOLUSI KEADILAN HUKUM DI INDONESIA
Mailing List Hukum Online adalah wadah untuk saling bertukar pikiran dan berkonsultasi untuk saling membantu sesama. Isi diluar tanggung jawab Moderator.

Sarana berdiskusi dengan santun, beretika dan bertanggung-jawab serta saling menghargai dan tidak menyerang hasil pemikiran orang / pendapat orang lain.

Salam Hukum Online
.

__,_._,___

No comments:

Google