Friday, January 7, 2011

[Hukum-Online] towering inferno?[dpr-ri] Kolam renang di lantai teratas yg utk memadamkan api

 

--- On Sat, 1/8/11, Papa Fariz <boedoetsg@hotmail.com> wrote:
From: Papa Fariz <boedoetsg@hotmail.com>

Assalaamu 'alaikum,
 
Ini  nih lelucon paling gak lucu yang pernah saya dengar. Gedung DPR mau tetap dibangun puluhan lantai dengan kolam renang di atasnya. Alasannya, kalau nanti kebakaran, maka air di kolam tersebut bisa dipakai buat pemadaman api.
---
[rr] papa... mungkin loh... yang merancang malamnya abis nonton vcd film klasik kuno towering inferno... gedung tinggi yang kolamnya diatas atau abis liburan di marina bay sands... juga kolamnya diatas dan disambung seperti kapal...

lebih efektif...bisa pindah dari tower 1 ke tower 2 dan tower 3... karena ada 3 tower... apa designnya sekalian dirubah seperti marina bay casino :-)

mumpung belum dibangun loh :-) ... sekalian aja... niru :-)
ups... :-)

hav a niz weekend aja, rr - apw/ mastel ukm
---

Daripada gak dipakai, kolam penampungan dijadikan kolam renang aja. Saya dah kehabisan kata-kata, mau bilang GUOBLxxx setengah mampus nanti dikira kasar. Emang berapa banyak sih air di kolam penampungan itu? Trus gimana cara nyiramin kalau terjadi kebakaran? Apa petugas DPK manjat trus masang selang air di situ? Ataukah anggota-anggota DPR pada bawa ember dan nyidukin dari situ? Dimana-mana untuk gedung tinggi ada yang namanya fire alarm system. Sewaktu terjadi kebakaran di daerah SCBD-nya Singapore di lantai atas, petugas DPK sana pakai pesawat kecil untuk ngebom bom asap. Dan api pun padam. Ini dilakukan demi membantu cepatnya pemadaman api bukan cuma mengandalkan hidran otomatis di langit-langt gedung saja Itu baru jempolan namanya, gak kayak Pak Juki ini yang levelnya madamin api dengan nyedokin air ke gedung tinggi. Saya berkantor di lantai 43 Wisma BNI 46. Seumur-umur saya gak pernah denger di lantai tertinggi gedung itu dibuatkan kolam renang untuk keperluan pemadaman kebakaran.
 
Capek deh denger yang kayak gini. Maaf-maaf saja yah, kalau akhirnya jadi senewen. Tapi saya gak habis pikir kok bisa yah selevel Ketua DPR mikirnya kayak gitu. Pantas saja negara ini gak maju-maju, dan saya jadi memaklumi akan kondisi gak maju-maju itu. Lha wong Ketua DPR aja cuma sekualitas beginian. Jangan ditanya deh visi dan misinya bagaimana. Saya cuma kasian aja, banyak anak bangsa lainnya yang jauh lebih pintar, lebih jujur dan lebih tegas serta amanah, gak bisa naik ke atas. Apakah memang nasib bangsa ini dipimpin orang-orang sekualitas begini atau bagaimana yah? Benar kata hadits, kalau sesuatu tidak dipegang oleh ahlinya, maka akan amburadul. Dengan kata lain kalau dipegang oleh bukan orang di bidangnya dan atau orang yang gak berkualitas, maka hasil baik cuma angan-angan kosong. Apa yang bisa diharapkan oleh hasil baik, kalau kualitasnya aja nol besar. Ini kan sama juga membodohi rakyat dengan bilang bahwa kolam renang buat memadamkan api. Rakyat gak bego-bego banget coy, dan masih banyak yang lebih pinter dari elo. Bilang aja bikin kolam renang buat olahraga dan senang-senang, gak usah pakai alasan yang mengada-ada.
 
Maaf seribu maaf kalau jadi sebel begini. Hanya mau mengingatkan bahwa inilah kualitas sebagian pemimpin kita. Menyedihkan kalau tidak bisa dibilang mengenaskan. karenanya pas Pemilu depan pilih mereka yang memang pintar, jujur, tegas dan amanah, jangan model yang ngepas kayak gini. Semoga teman-teman yang cerdas dan jujur, bisa ada yang berkesempatan untuk naik menjadi pemimpin dan membenahi negeri ini. Kecuali memang kalau garis tangan bangsa kita adalah dipimpin oleh orang-orang yang ngawur, ya apa boleh buat deh. Maaf sekali lagi, apalagi posting ini tidak berkenan, hanya sekedar puncak kegelian atas sesuatu yang ngawur dari orang yang punya jabatan setinggi itu. Anyway, thanks yah Pak Juki, ilmu baru nih, kolam enang bisa buat madamin api di gedung tinggi, ha ha.
 
Wassalaam,
 
Papa Fariz & Ayya aka Mas Boedoet
Web Blog: http://papafariz.blogspot.com
Face Book: boedoetsg@gmail.com
 
 
Jakarta - Meski mendapat kritik keras dari publik, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tetap akan melanjutkan rencana pembangunan gedung baru. Tak ketinggalan sarana olah raga kolam renang disiapkan.

Namun demikian, Ketua DPR Marzuki Alie menegaskan, sarana olah raga itu hanya untuk memanfaatkan kolam penampungan air yang awalnya ditujukan untuk mengantisipasi kebakaran.

"Jadi bukan bangun gedung dengan kolam renang mewah. Hanya memanfaatkan penampungan air buat pemadam. Daripada nganggur," kata Marzuki kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (7/1/2011).

Marzuki menjelaskan, rencana pembangunan kolam renang sebagai penampungan air adalah murni usulan konsultan. Menurut kosultan, kata Marzuki, untuk gedung berlantai 36 sebagaimana rencana DPR, perlu dibangun penampungan air untuk kolam renang.

"Karena kalau dari lantai satu, tidak sampai. Pompa yang sebesar apa tidak mampu sampai lantai 36 kalau terbakar. Perlu penampungan air," kata wakil ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu.

"Konsultan menyatakan, daripada tampung air yang tidak bermanfaat (selama tidak ada kebakaran) dijadikan saja sarana kolam renang. Ini salah satu yang bisa dimanfaatkan siapa pun," lanjut Marzuki.

Dalam kesempatan itu, Marzuki meminta pers menjelaskan secara jelas agar tidak terjadi salah paham di masyarakat mengenai rencana pembangunan gedung, khususnya sarana kolam renang.

"Kolam renang itu memanfaatkan penampungan air untuk persiapan kalau ada pemadam kebakaran. Dibilang 'ketua DPR goblok itu nggak ngerti, kok penampungan air untuk pemadam kebakaran?'. Yang nggak ngerti itu yang ngomong. Saya hanya melanjutkan apa kata konsultan," tegas Marzuki.

(lrn/aan)



__._,_.___
Recent Activity:
SARANA MENCARI SOLUSI KEADILAN HUKUM DI INDONESIA
Mailing List Hukum Online adalah wadah untuk saling bertukar pikiran dan berkonsultasi untuk saling membantu sesama. Isi diluar tanggung jawab Moderator.

Sarana berdiskusi dengan santun, beretika dan bertanggung-jawab serta saling menghargai dan tidak menyerang hasil pemikiran orang / pendapat orang lain.

Salam Hukum Online
.

__,_._,___

No comments:

Google