Saturday, December 11, 2010

Re: [Hukum-Online] Sejumlah Merk Terkenal Dituding Telantarkan Pekerja

 

Ini adalah efek dari Outsourcing Global.
Ya.... mau diapain lagi.... sudah menggurita kok.........
 
Di China dengan Wall Mart dan lain-lainnya. Kalau di Indonesia ada NIKE dengan sepatunya....upps.... sorry nyebut nama...... nanti kena pencemaran nama baik lagi....he...he.... maaf deh.....
semua ini memang buah simalakama..... supply & demand yang sangat timpang di negara-negara berkembang (negara miskin maksudnya seperti Indonesia)
supply tenaga kerja lebih besar/lebih banyak daripada demand pekerjaan. jadi terima nasib deh.....
 
kan efek dari KAPITALISME GLOBAL........ mengeruk keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperhatikan ETIKA MORAL....... namun terlebih dulu perlu didefinisikan etika juga..... apa itu maksudnya.....
mungkin bagus juga jika kita ngobrolin tentang KAPITALISME dan apa bisa kita melakukan sistem kapitalis dengan etika moral yang disepakati bersama ?
 
 
----- Original Message -----
Sent: Sunday, December 12, 2010 9:18 AM
Subject: [Hukum-Online] Sejumlah Merk Terkenal Dituding Telantarkan Pekerja

 

Sejumlah Merk Terkenal Dituding Telantarkan Pekerja
 
Sejumlah Merk Terkenal Dituding Telantarkan Pekerja
Para penjahit busana di negara berkembang
REPUBLIKA.CO.ID,
 
LONDON--Sejumlah merk busana terkemuka asal Inggris dituding menerima pasokan busana mereka dari pemasok asal India yang membayar rendah upah buruh jahitnya. Sejumlah merk itu seperti Marks & Spencer, Next, Monsoon, Debenhams, Dorothy Perkins dan Miss Selfridge.

Keenam merk ini dituding mengeksploitasi pekerja di negara berkembang. Demikian laporan LSM War on Want dan Labour Behind the Label, yang dipublikasikan harian the Observer dan Guardian, Ahad (12/12).

"Sejumlah pekerja yang memasok busana ke merk-merk ini melaporkan bahwa mereka mendapat upah kurang dari 60 poundsterling per bulan," demikian isi laporan tersebut.

"Beberapa pekerja bahkan harus menjahit lembur hingga pukul 02.00 dinihari," demikian isi laporan lainnya.

Juru kampanye War on Want menyatakan merk-merk terkenal Inggris tersebut harusnya malu karena mengeksploitasi pekerja di negara berkembang. "Sudah bertahun-tahun praktek ini berlaku. Sudah saatnya pemerintah Inggris turun tangan," katanya.

Sam Maher, juru kampanye Labour Behind the Label, meminta merk-merk terkenal asal Inggris harus menghentikan aksi eksploitasi mereka dan membayar para pekerja di India sesuai dengan gaji yang layak.

Reaksi atas laporan ini beragam. Monsoon menyatakan belum dapat berkomentar karena mereka tidak mengetahui pasti pabrik asal barang-barang mereka. Debenhams dan Mark & Spencer mengatakan mereka serius menanggapi tudingan ini dan akan menindaklanjutinya.

Sementara Arcadia Group, yang memiliki merk Miss Selfridge dan Dorothy Perkins menyatakan akan menangani serius isu gaji pekerja yang layak. Begitu pula merk Next yang menyatakan memahami masalah pekerja busana dan berjanji akan menindaklanjutinya dengan sungguh-sungguh.
 
Red: Stevy Maradona
Sumber: Guardian, Observer

__._,_.___
Recent Activity:
SARANA MENCARI SOLUSI KEADILAN HUKUM DI INDONESIA
Mailing List Hukum Online adalah wadah untuk saling bertukar pikiran dan berkonsultasi untuk saling membantu sesama. Isi diluar tanggung jawab Moderator.

Sarana berdiskusi dengan santun, beretika dan bertanggung-jawab serta saling menghargai dan tidak menyerang hasil pemikiran orang / pendapat orang lain.

Salam Hukum Online
.

__,_._,___

No comments:

Google