Wednesday, December 22, 2010

[Hukum-Online] apakah anda setuju anonym?... apakah setuju anti otoritas dan rahasia ? era informasi

 

apakah anda setuju dengan wikileaks... atau setuju pada kerahasian kekuasaan dan otoritas ?
pilih yang mana ?
jika setuju dengan wikileaks... apakah setuju dengan anonym utk melindungi whistleblowernya ?
konsekwensinya.. banyak email spam yang anonym demi merahasiakan sumber yang harus anonym ? to be or not to be... seperti nya UU ITE, dan proses registrasi  HP kita yang prepaid banyak yang anonym... atau data diisi asal asalan...sehingga tidak jelas... atau sebut saja anonym... potensi telpun mama dan papa minta  transfer uang ?

pilihan yang sulit... memang... setuju anonym atau tidak ?

apakah kita pro rahasia dan otoritas atau anti otoritas... pilih yang mana...

memang repot... memasuki era knowldege society... banyak pilihan ...tapi harus pilih :-)
to be or not to be... salam,rr - apw/ mastel ukm


Wikileaks menjawab ke dunia yang cacat

Beberapa waktu yang lalu, saya menulis sebuah artikel tentang pelopor Internet, Julf Helsingius, yang menyelenggarakan situs pendahulu WikiLeaks bernama anon.penet.fi. Seperti saya katakan waktu itu: "Anonimitas itu sendiri tidak seharusnya dianggap ilegal. Ada alasan yang cukup kuat mengapa seseorang menyamarkan namanya sehingga penyamaran itu tidak perlu (dilarang)--setidak-tidaknya di beberapa laman di Internet (seperti juga dalam kehidupan yang riil)."

Tapi anon.penet.fi kurang mendapat perhatian: waktu itu tidak banyak orang berselancar di Internet unjuk membaca apa yang dipublikasikan, dan Julf juga tidak menggunakan "model bisnis"kerja sama dengan "media mapan". Akhirnya, ia terpaksa menutup situs tersebut setelah bersengketa dengan gereja yang bernama Church of Scientology, yang memanfaatkan undang-undang hak cipta untuk menjaga kerahasiaannya.

Tidak bisa ada garis yang jelas yang menandai mana yang perlu dirahasiakan (atau tidak boleh diutarakan) dan mana yang tidak perlu dirahasiakan (atau tidak boleh diutarakan), namun garis itu harus dibuat jauh dari garis yang ditetapkan kebanyakan penguasa--setidak-tidaknya dalam suatu dunia di mana penguasa itu tidak sempurna. Jika kita tidak bersedia atau tidak mampu menuntut transparansi oleh lembaga-lembaga yang memiliki kekuasaan atas kehidupan kita, maka kita harus berterima kasih kepada mereka yang telah rela menempatkan diri (dan hati nuraninya) dalam bahaya karena berbuat demikian.

Karena itu, saya ingin sekali bertemu dengan pendiri WikiLeaks, Julian Assange, dalam Forum Demokrasi Pribadi (Personal Democracy Forum) di Barcelona pada 2009. Pada waktu itu Assange baru saja dikenal di luar komunitas teknologi. Ia tertutup dan pandai menyamarkan diri, sedikit paranoid--mungkin seharusnya demikian.
Akhir-akhir ini tampaknya ia menyelenggarakan organisasi yang dipimpinnya tanpa toleransi terhadap penolakan. Ini membuatnya bagaikan seseorang yang pandir, dan mungkin kita akan menemukan apakah ia juga seorang pemerkosa seperti yang dituduhkan terhadapnya menurut undang-undang di Swedia.

Tapi Anda mungkin perlu sedikit berperilaku aneh dan kasar untuk mencurahkan transparansi kepada orang-orang lain. Mikhail Khodorkovsky, CEO apa yang dikatakan merupakan perusahaan minyak terbesar di Rusia dan yang sekarang mendekam dalam penjara, adalah contoh lainnya dari seorang yang cacat dan menolak berkompromi dengan penguasa yang tidak menunjukkan akuntabilitas. Orang-orang yang demikian tidak mati karena dosa-dosa yang kita lakukan; mereka mati atas nama kita. Maka kita bisa hidup nyaman, sementara mereka menyakiti penguasa dengan membahayakan dirinya sendiri dan tanpa menghiraukan undang-undang dan bahkan etika (menurut penafsiran penguasa).

Sepanjang pengetahuan saya, motif Assange bukan anti-Amerika, melainkan anti-otoritas. Saya yakin ia akan berargumentasi bahwa ia tidak memiliki kekuasaan apa-apa, selain untuk menguji kebenaran dan mempublikasikan dokumen-dokumen yang ia terima mengenai orang-orang yang memiliki kekuasaan, dan karena itu tidak berkewajiban mengungkapkan apa pun tentang dirinya sendiri.

Ini merupakan dan sepantasnya merupakan prinsip di balik WikiLeaks dan para penerusnya--mempublikasikan informasi yang dirahasiakan para pejabat, bukan informasi mengenai kehidupan pribadi. Dalam dunia di mana pemerintah, korporasi, dan lembaga-lembaga lainnya memiliki banyak informasi mengenai diri kita, tidak ada salahnya kita harus memiliki lebih banyak informasi mengenai mereka dan mengenai kegiatan orang-orang yang bertindak atas nama mereka.

Jika lembaga-lembaga yang ada tidak sepenuhnya akuntabel, ada gunanya kita memiliki suatu lembaga penyeimbang yang tidak akuntabel juga guna menyingkap rahasia-rahasia mereka. Sebenarnya, model WikiLeaks ini wajar-wajar saja: ia menerima dokumen-dokumen dari siapa saja, menilai apakah dokumen-dokumen itu riil, dan mempublikasikannya dengan menyiagakan pers yang sudah mapan yang bekerja sebagai penjaga gawang de facto bagi masyarakat. Seberapa banyak sebenarnya orang yang melihat dokumen-dokumen asli yang dipublikasikan WikiLeaks? Tidak banyak dibandingkan dengan jutaan yang menyaksikan dokumen-dokumen itu ditafsirkan media massa.

Bagaimana dengan kemungkinan dibahayakannya seseorang? Bagaimana dengan rahasia-rahasia yang riil mengenai teroris dan negosiasi-negosiasi yang sensitif? Sampai saat ini kita belum sampai pada titik ini. Jika benar kita sudah sampai pada titik ini, saya mendukung dibungkamnya kebocoran-kebocoran yang dilakukan WikiLeaks…, dan sebagian besar media tidak akan mempublikasikannya lagi.

Ironisnya, tidak banyak di antara apa yang diungkapkan itu yang sebenarnya belum kita ketahui. Apa yang kita dapatkan adalah perincian-perincian—komentar pribadi, tekstur kehidupan para diplomat, dan kehidupan orang-orang yang mereka mata-matai, korban-korban perang yang mengerikan dan kemarahan yang diungkapkan setiap hari, serta kemunafikan dan kebohongan yang ditunjukkan mereka yang berkuasa.

Apakah semua kini membuat kita lebih sinis, bukan lebih banyak menuntut? Apakah semua ini membuat pemerintah lebih tertutup, bukan lebih transparan? Apakah kita sedang menuju suatu era yang lebih paranoid mengenai kerahasiaan, termasuk semakin kurangnya berbagi informasi yang berguna? Jika obatnya lebih buruk daripada penyakitnya, dengan mengutip ucapan salah seorang yang turut mendirikan Personal Democracy Forum Andrew Rasiej, marilah kita menemukan obat yang lebih baik. Marilah kita membuat perbedaan yang tepat antara apa yang dirahasiakan dan apa yang harus diketahui semua orang. Marilah kita memajukan transparansi yang lebih terbuka mengenai lembaga-lembaga yang memiliki kekuasaan terhadap kehidupan kita, sehingga WikiLeaks tidak lagi diperlukan atau dapat dibenarkan.

Sedemikian jauh, tidak banyak kerusak

an yang telah terjadi--dan tidak banyak yang positif telah diperoleh. Reaksi AS sangat berlebihan. Ia telah meminta Amazon membatalkan kontrak dengan WikiLeaks, sementara PayPal telah menutup akun WikiLeaks--tampaknya bahkan tanpa diminta. Mengapa seruan transparansi tampaknya berlaku hanya pada negara-negara yang dikunjungi Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, bukan Amerika negara yang diwakilinya?
Saya baru-baru ini berbicara dengan seorang pejabat yang mengatakan betapa kebocoran-kebocoran itu telah tambah menyulitkan korps diplomatik AS untuk mencapai tujuan-tujuan yang dirasakan berharga. Tapi apakah kenyamanan diplomatik seperti ini benar-benar begitu penting? Mungkin berguna bagi kita semua memahami berbagai hal yang benar-benar bisa dilaksanakan. Bagaimanapun reaksi resmi yang ditunjukkan sungguh berlebihan.

Dalam jangka panjang, WikiLeaks memiliki arti penting karena dua alasan. Pertama, kita perlu suatu balance of power, keseimbangan kekuasaan, yang lebih baik antara masyarakat dan penguasa. Informasi--dan khususnya kemampuan Internet untuk menyebarkannya--merupakan benteng pertahanan kita yang terbaik terhadap perilaku yang buruk dan tidak akuntabel.

Kedua, kita memang mau mempercayai pemerintah dan lembaga-lembaga yang ada. Titik keterbukaan adalah membuat mereka yang berkuasa berperilaku lebih baik--dan membuat kita lebih mempercayai mereka. Alih-alih memandang mereka sebagai musuh, kita seharusnya tahu apa yang mereka rencanakan, dan mungkin punya sedikit suara dalam apa yang mereka bakal lakukan Untuk mewujudkan semua ini dibutuhkan orang-orang yang bersedia menghadapi cercaan, penjara, dan kehidupan yang dimata-matai. Saya mengharapkan Julian Assange seorang yang lebih baik, tapi seorang yang lebih baik itu tidak akan mampu menghadapi tantangan-tantangan yang ada. HAK CIPTA: PROJECT SYNDICATE, 2010.



---
ref: http://www.micronics.info http://www.java-cafe.net http://www.apwkomitel.org http://www.facebook.com/people/Rudi-Rusdiah/651699209
---

__._,_.___
Recent Activity:
SARANA MENCARI SOLUSI KEADILAN HUKUM DI INDONESIA
Mailing List Hukum Online adalah wadah untuk saling bertukar pikiran dan berkonsultasi untuk saling membantu sesama. Isi diluar tanggung jawab Moderator.

Sarana berdiskusi dengan santun, beretika dan bertanggung-jawab serta saling menghargai dan tidak menyerang hasil pemikiran orang / pendapat orang lain.

Salam Hukum Online
MARKETPLACE

Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

No comments:

Google