SEMANGAT PAGI
Sedikit ikutan dalam polemick pembicaraan tantang sejarah masa lalu NKRI (Negara KESATUAN Republik
http://erabaru.net/nasional/50-jakarta/17924-pki-berusaha-memutarbalikkan-fakta
| |
|
Era Baru News | Selasa, 28 September 2010 |
|
Hal ini diungkapkan jajaran Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Laskar Arief Rahman Hakim Angkatan 66 dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (28/9). Ketua Umum DPP Laskar Arief Rahman Hakim Angkatan 66 Handricjk J Pasaribu mengatakan, peristiwa Gerakan 30 September 1965 merupakan aksi makar PKI terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Mereka ingin menggantikan ideologi Pancasila dengan komunisme dan mendirikan negara komunis," katanya. Namun pascareformasi, menurut dia, banyak pengagum komunis yang mengembangkan ide-ide bahwa aksi makar tersebut merupakan rekayasa kepentingan tentara, bahkan belakangan diberitakan seakan-akan bagian dari operasi intelijen CIA. "Ini mulai tidak benar. Para pengagum kaum komunis mencoba memutarbalikan fakta-fakta bahwa seolah-olah bukan mereka yang berbuat, mereka hanya korban, padahal jelas-jelas kaum komunis yang menjadi dalangnya," katanya. Dia mengatakan, kekejaman kaum komunis pada saat itu sudah dirasakan di berbagai penjuru daerah. "Pembataian dilakukan oleh kaum komunis terhadap anak bangsa yang tidak sepaham dengannya dan itu terjadi di berbagai daerah. Kaum komunis juga menebar teror," katanya. Ketua Komisi Pemikir Laskar Ampera Arief Rachman Hakim Angkatan 66 Abdul Muis mengatakan, ancaman komunisme terhadap Pancasila belumlah usai. Dia mengatakan, meski negara-negara komunis di dunia banyak mengalami kebangkrutan, namun dieologi komunis tidak bisa dilenyapkan. "Sebagai ideologi, komunis tak akan mati, itu hukum besi ideologi," katanya. Selain itu, menurut dia, ideologi komunis juga telah menyusup ke berbagai ranah pemikiran termasuk juga sejarah. Dia mengatakan, pascareformasi 1998 demokrasi Indonesia menjadi sangat liberal. Para pendukung komunis memiliki momentum untuk memutarbalikan fakta sejarah. "Sejarah menjadi alat untuk memutarbalikan fakta terkait gerakan biadab kaum komunis yang melakukan makar pada 30 September 1965," katanya. Menurut dia, kaum komunis baru mencoba untuk memutarbalikan fakta dan berusaha keras untuk menghapus ingatan kekejaman PKI pada zaman itu. "Padahal kita tahu, pada waktu itu kekejaman PKI luar biasa, tidak hanya membunuh enam jenderal saja, tapi juga banyak anak bangsa, dan karena kekejaman itulah yang membuat rakyat bergerak secara spontan melawan PKI," katanya. Sementara itu, dia mengatakan pihaknya pada tanggal 30 September 2010 nanti berencana untuk mengadakan aksi pembakaran buku-buku PKI. "Kita rencanakan pada pagi hari nanti akan ada pembakaran, nanti akan kita kabari," katanya.(ant/waa) |
Semangat Damai untuk Negara KESATUAN Ripublik Indonesia....
From:
Sent: Monday, December 20, 2010 1:48 AM
To:
Subject: Re: [Hukum-Online] Visum Pahlawan Revolusi ; Indoleaks: Organ Tubuh Letjen Soeprapto Utuh
Mohon penjelasan dari uongcindo@gmail.com dan kemo.lawyer@yahoo.com ormas-ormas apa tahun 1965 dan selanjutnya yang membantu Angkatan Apakah mereka (Ormas2 tsb) sekarang akan di-PKI-kan? Sebelum menyuruh orang lain belajar sejarah, belajarlah sendiri !!!! Sekarang banyak buku-buku baru yang meluruskan sejarah, yang di "bengkok-kan" oleh rejim Orba/Suharto !!!!! -------Original Message------- From: tampafufu@yahoo.com Date: 19.12.2010 19:28:41 Subject: Re: [Hukum-Online] Visum Pahlawan Revolusi ; Indoleaks: Organ Tubuh Letjen Soeprapto Utuh pki yg dulu cuma kambing hitam aja yg lebih gawat lagi korupsi adalah supersi itu yg benar. Skarang ma yg ada pki baru persatuan korupsi Powered by Telkomsel BlackBerry® From: uongcindo@gmail.com Sender: Date: Sat, 18 Dec 2010 09:48:46 +0000 To: ReplyTo: Subject: Re: [Hukum-Online] Visum Pahlawan Revolusi ; Indoleaks: Organ Tubuh Letjen Soeprapto Utuh Gelar DR tapi asal bunyi | ||
|
Mailing List Hukum Online adalah wadah untuk saling bertukar pikiran dan berkonsultasi untuk saling membantu sesama. Isi diluar tanggung jawab Moderator.
Sarana berdiskusi dengan santun, beretika dan bertanggung-jawab serta saling menghargai dan tidak menyerang hasil pemikiran orang / pendapat orang lain.
Salam Hukum Online
No comments:
Post a Comment