Sunday, December 19, 2010

[Hukum-Online] Era baru selamat tinggal trans atlantik welcome pacific...kebohonan baru gejolak Asia?

 

Yang menarik dari tulisan dibawah ini adalah... kebohongan yang diulang ulang bisa jadi kebenaran... (truth)... apalagi kebohongan yang ditutup tutup apa jadinya... apa bisa menutup bau yang tidak sedap ?... power tends to corrupt ?

bagaimana dengan perdagangan utara selatan... bagaimana negara maju inginnya menguasai pasar negara berkembang... pasar telematika..pasar software... dna membuka lebar lebar pasarnya... dan menyalahkan negara berkembang karena tidak membuka pasarnya... padahal ternyata negara Utara atau Barat pun sering melakukan proteksi produk pertaniannya agar tidak bisa dimasuki negara berkembang...

gimana dengan MOU Microsoft dan Pemerintah RI...bagaimana dengan USTR Special 301 Report yg menuduh kita pembajak kelas utama didunia... gimana dengan tuduhan perusakan lingkungan oleh kelapa sawit Indonesia dan kertas pulp Indonesia ?
bagaimana  ladang baru gas/minya besar di Natuna ?
globalisasi...gombalisasi... siapa untung dan siapa buntung tergantung pintar pintarnya bermain politik dan diplomasi... ?

menarik laporan kompas akhir tahun... apa yg akan terjadi 2011 ...memasuki asean community dan pasar semakin bebas ? are u ready?  salam rr - apw
===========
ERA BARU - Selamat Tinggal Trans-Atlantik- Senin, 20 Desember 2010 | 05:49 WIB

 

Simon Saragih

 

Sekarang baru bisa kita sadari, atau sedikitnya bisa mengerti, mengapa janji-janji global soal perbaikan kemakmuran dunia yang merata tak kunjung tiba. Salah satu faktor penyebabnya adalah perbedaan kontras antara janji di hadapan publik dan niat di balik layar. Kolaborasi antara Amerika Serikat dan Uni Eropa pada tingkat tertentu serta dukungan Jepang mengakibatkan trio ini menguasai ekonomi dunia sejak Perang Dunia II dan kemakmurannya tak menetes secara berarti.

Hal itu selama beberapa dekade di masa lampau mencuatkan kebangkitan semangat kerja sama Selatan-Selatan, termasuk di antaranya Konferensi Asia Afrika. Namun, semua ini hanya sebatas semangat, tetapi tidak kunjung terwujud. Bantuan negara-negara maju kepada negara-negara berkembang, yang dijanjikan sebesar 0,7 persen dari produksi domestik bruto, tak pernah tercapai.

Sepuluh tahun perundingan soal liberalisasi perdagangan dunia, dimulai pada 2001, dengan nama Agenda Pembangunan Doha (Doha Development Agenda) atau juga disebut Putaran Doha, tidak kunjung berhasil. Napas Putaran Doha, bahwa perdagangan harus menjadi sarana untuk mengikis kemiskinan global, jauh dari harapan.

 

Mantan Menteri Luar Negeri Brasil Celso Amorim pernah menuding AS dan Uni Eropa menjalankan propaganda ala Nazi yang dilakukan Joseph Goebbels. "Jika Anda terus mengulang- ulang sebuah kebohongan, kebohongan itu akan menjadi kebenaran," demikian ucapan Goebbels yang diulangi Amorim pada 19 Juli 2008 di Geneva, Swiss, saat menghadiri perundingan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Bagi Amorim, Barat selalu mengutarakan bahwa negara berkembanglah yang menjadi penghambat sukses Putaran Doha, yang bertujuan membebaskan dunia dari hambatan perdagangan, baik lewat tarif maupun nontarif.

Kepala Perwakilan Dagang AS saat itu, Susan Schwab, keturunan Yahudi AS yang pendahulunya menjadi korban Nazi, kaget dengan ucapan Amorim. Namun, Schwab saat itu memang selalu menuduh negara berkembang sebagai salah satu penghambat kemajuan Putaran Doha. Hal itu terus diulang-ulang, bahwa negara berkembanglah, terutama China, India, Brasil, Afrika Selatan, dan Indonesia, yang menjadi penghambat sukses Putaran Doha.

Padahal, faktanya adalah negara maju yang tidak mau mencabut subsidi yang mereka berikan ke sektor pertanian sehingga produk-produk sektor pertanian negara berkembang tidak pernah sukses memasuki pasar negara maju.

Namun, di sisi lain, sebenarnya Barat selalu mengincar pasar negara berkembang untuk dibuka selebar mungkin bagi kelancaran aliran produk-produk negara Barat ke pasar negara berkembang. Taktik ini diketahui negara berkembang. Kamal Nath, saat menjabat Menteri Perdagangan India, dan kini menjadi Menteri Perhubungan, bahu-membahu bersama Amorim menolak penandatanganan WTO. "Lebih bagus tidak memiliki sebuah perjanjian ketimbang kita memiliki perjanjian yang tidak tepat," kata Nath.

Dokumen-dokumen diplomat AS yang dibocorkan WikiLeaks memperlihatkan persekutuan ketat antara AS, Uni Eropa, dan negara-negara maju lainnya. Diperlihatkan betapa AS dan Uni Eropa berhasil berkolaborasi untuk menekan sejumlah pemimpin negara berkembang, yang rakus duit, tergiur meneken kesepakatan pengurangan emisi. Padahal, penyebab utama emisi global adalah negara-negara maju.

Duta Besar China

Duta Besar China untuk AS Zhou Wenzhong pada 29 April 2009 di Princeton University, Woodrow Wilson School of Public and International Affairs, menegaskan, sukses Kesepakatan Kopenhagen bergantung pada pendekatan yang lebih berimbang.

Kesepakatan Kopenhagen adalah sebuah kesepakatan yang masuk kategori fraud. Apakah akan ada pendekatan yang berimbang? Tampaknya sulit. Sangat jelas kelihatan, betapa Presiden Dewan Uni Eropa (European Council) Herman van Rompuy, di sebuah dokumen diplomatik AS, menegaskan bahwa pembicaraan pemanasan global yang melibatkan semua negara dan pencapaian konsensus yang mengikutkan semua negara jelas tidak akan sukses.

Tidak akan sukses karena kini negara berkembang sudah tahu taktik Barat. Tidak akan sukses karena Rompuy menginginkan pola perundingan lama, di mana meja bundar dikuasai negara-negara maju. Hal-hal inilah yang selalu membuat perundingan global menjadi buntu dalam hampir satu dekade terakhir. Kebuntuan terakhir adalah soal perundingan iklim global di kota resor wisata Cancun, Meksiko, pada 29 Desember-10 Desember yang gagal total.

Kelicikan Barat sebenarnya sudah dicium oleh Soekarno, mantan Presiden RI, dan Fidel Castro. Semangat Soekarno diteruskan oleh Mahathir Mohamad saat menjabat Perdana Menteri Malaysia. Momentum tidak berpihak kepada mereka pada masa itu.

Namun, semangat serupa itu sebenarnya tidak pernah pudar. Kemudian perlawanan diperlihatkan oleh Presiden Venezuela Hugo Chavez dan Presiden Bolivia Evo Morales. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad juga melawan.

Perlawanan yang dilakukan para pemimpin sekarang relatif tidak berbahaya seperti pada masa lalu, di mana kampanye Barat akan mudah menenggelamkan pamor pemimpin negara berkembang yang melawan. Sayangnya, pemimpin Indonesia tidak memanfaatkan momentum ini dan masih lebih suka bermanis-manis dengan AS dan Uni Eropa.

Mengapa momentum kini berpihak kepada para pemberontak Barat? Kepunahan ekonomi AS, tenggelamnya ekonomi Uni Eropa, yang kini terbelenggu krisis utang, membuat kekuatan lama sedang mengalami kepunahan peran walaupun belum lenyap.

Setelah AS yang perekonomiannya mengandalkan pinjaman-pinjaman dari China, kini sekitar 900 miliar dollar AS, dan terbesar dari semua negara, Yunani dan Irlandia juga sudah menyatakan minat akan pertolongan finansial dari China.

Di WikiLeaks, para diplomat AS juga sibuk membahas sepak terjang China yang memusingkan hegemoni AS, seperti di Afrika dan Asia Tengah. Pada pertengahan Desember 2010, PM China Wen Jiabao mengunjungi India dan Pakistan, juga dalam rangka memperkuat hubungan.

Akhir kata, pada kunjungan Presiden AS Barack Obama pada 15-18 November 2009 ke China, di hadapan Presiden Hu Jintao, Obama bertutur bersama. Keduanya menegaskan akan menekankan sebuah hubungan bilateral di era baru, yang lain dari hubungan selama 30 tahun lampau. Sebenarnya, pada saat ini pun Obama sudah amat paham, mengandalkan status quo, yakni semata-mata menitikberatkan hubungan trans-Atlantik, sudah tidak relevan dengan zaman.

Maka, tidak heran ketika Spanyol mendapatkan giliran sebagai Presiden Uni Eropa, PM Jose Luis Rodriguez Zapatero ngedumel. Dia merasakan kekecewaan, betapa Obama sempat menolak tawarannya untuk singgah di Spanyol tahun lalu walau Obama kemudian menutupi kekecewaan itu. Mungkin Obama hanya ingin menegaskan secara implisit bahwa kini adalah era Pasifik dan dunia dengan warga China.

Selamat tinggal trans-Atlantik.



---
ref: http://www.micronics.info http://www.java-cafe.net http://www.apwkomitel.org http://www.facebook.com/people/Rudi-Rusdiah/651699209
---

__._,_.___
Recent Activity:
SARANA MENCARI SOLUSI KEADILAN HUKUM DI INDONESIA
Mailing List Hukum Online adalah wadah untuk saling bertukar pikiran dan berkonsultasi untuk saling membantu sesama. Isi diluar tanggung jawab Moderator.

Sarana berdiskusi dengan santun, beretika dan bertanggung-jawab serta saling menghargai dan tidak menyerang hasil pemikiran orang / pendapat orang lain.

Salam Hukum Online
MARKETPLACE

Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today!

.

__,_._,___

No comments:

Google